Selamat Datang di WebBlog "Hardian77" Menjalin Persaudaraan... Rindukan Perubahan...! Kalau Bukan Sekarang, Kapan Lagi??? Kalau Bukan Kita, Siapa lagi???

15 Agustus 2009

Melayang bagai Burung Dilangit Kota Tarakan

Manusia dikodratkan tidak dapat terbang, tapi dengan teknologi Manusia dapat terbang melayang bagai burung.

Beberapa hari ini warga masyarakat kota Tarakan disuguhi pertunjukan gratis dengan adanya Paramotor (Paralayang dengan mesin pendorong) yang terbang melayang-layang bagaikan burung di langit Kota Tarakan.

Minggu sore (26/7) bertempat di apron pesawat bandara Juata, wartawan koran ini mewawancarai Bp. SUGENG SANTOSO salah satu penerbang atau pilot paramotor tersebut yang ketika itu sedang merapikan peralatan paramotornya setelah terbang menikmati langit Kota Tarakan yang memang hari itu sangat cerah. Disebutkan penerbang AU itu bahwa Kegiatan ini punya dua tujuan sekaligus yaitu sosialisasi paramotor kepada masyarakat dan meramaikan peresmian Pangkalan Angkatan Udara di Kota Tarakan.

Menurut Susan nama panggilan Sugeng, Langit kota Tarakan sangat cocok untuk terbang dengan paramotor, “Tarakan pulau kecil, kita bisa terbang fun keliling pulau, anginnya juga bersahabat jadi nikmat terbang disini” kata sugeng.

Dengan paralayang bermesin motor mini plane “TOP IT” kapasitas 80 cc, tanpa bahan bakar memiliki berat 18 kg Sugeng terbang melayang-layang diatas kota Tarakan. Mesin berbahan bakar pertamax 10 liter tersebut mampu terbang dengan durasi 3-4 jam. “Mesin ini buatan Italia, karena disini gak ada pertamax jadi saya ganti dengan bensin setelah ditambahkan booster” kata Sugeng menjelaskan.

Untuk kemanan penerbangan, sebelum terbang Sugeng berkoordinasi dengan pihak Air Trafic Control (ATC) bandara Juata Tarakan, “Sebelum terbang, kita harus koordinasi dengan ATC bandara,” lanjut Sugeng.

Sugeng terbang dengan paramotor sejak tahun 2001, tapi mulai terbang dengan paralayang sejak tahun 1996 di Kota Malang. “Saya hanya memerlukan 3 hari untuk terbang dengan paramotor, karena saya sudah memiliki basic sebagai penerbang paralayang,” kata Sugeng.
Sugeng juga termasuk generasi ke Dua yang memperkenalkan Paralayang di Indonesia, “Saat itu atlit paralayang bisa dihitung dengan jari, jumlahnya hanya puluhan,” Sugeng menjelaskan.
Ketika pertama kali latihan terbang dengan paralayang, Sugeng sempat mengalami luka dan lecet-lecet pada sekujur tubuhnya. Untuk dapat terbang dengan paralayang dia berlatih selama lebih kurang 1 bulan dengan peralatan yang sangat sederhana dan pengetahuan yang terbatas, ”Tapi sekarang untuk pemula, hanya memerlukan waktu 2 minggu untuk latihan terbang,” ucap pria tinggi besar tersebut.

Menurut anggota TNI AU itu Terbang dengan paramotor memiliki sensasi tersendiri, sangat menyenangkan dapat terbang dengan burung-burung elang menikmati keindahan alam dari ketinggian. “Ueeeeenak Tenan,” kata Sugeng bercanda.

Umur minimal untuk dapat terbang dengan Paralayang atau Paramotor adalah 14 tahun dan tidak memiliki riwayat penyakit Jantung. Olahraga ini umum, mulai dari siswa SMP, Mahasiswa, Pegawai, dan Pejabat yang tertarik olah raga ke Dirgantaraan. “Untuk semua kalangan, asal tidak menderita penyakit jantung,” Ujar Sugeng.

Ketika Radar Tarakan menanyakan berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk dapat terbang dengan paramotor? Sugeng menjelaskan harga paramotor lengkap dengan payungnya berkisar 90 juta dan Paralayang 35-40 juta “harga tergantung merk, Itu sudah siap terbang,” kata Sugeng.
Selanjutnya dikatakan biaya pelatihan (Teori dan Praktik) satu paket latihan sampai dengan dapat terbang sendiri memerlukan biaya lebih kurang Rp. 7.500.000. Paket itu terdiri dari 30 kali terbang menggunakan paralayang dilanjutkan dengan paramotor 10 kali terbang. “biaya itu di luar Transportasi dan Biaya hidup, karena latihannya di Malang,”. Kata Sugeng.

“Harus ada campur tangan pemerintah kota bila warga Tarakan ada yang berminat, karena untuk membeli peralatannya biayanya agak mahal,”. Kata Sugeng lagi.

“Tarakan cocoknya terbang pakai paramotor, tapi untuk terbang mula-mula harus belajar paralayang dulu,” ungkap Sugeng. Di jelaskannya lagi bahwa Terbang dengan Paralayang harus ditempat yang ada gunung untuk Take Off, tapi karena di Kota Tarakan tidak ada gunung yang memungkinkan untuk Take Off, maka sebaiknya memakai Paramotor, “Disini boleh pakai paralayang tapi harus ditarik menggunakan alat khusus untuk menerbangkan payungnya,”
Apakah ada perbedaan terbang dengan paralayang ataupun menggunakan paramotor, “Paramotor bisa terbang kemana-mana, kalau paralayang terbang tanpa gangguan suara mesin tapi harus berharap pada thermal,” kata Sugeng.

Pekan Olahraga Provinsi akan dilaksanakan pada tahun 2010, Paralayang merupakan salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan, “Mudah-mudahan Tarakan bisa ikut serta, karena daerah-daerah lain di Kaltim telah memiliki Atlit-atlit paralayang, seperti Balikpapan, Kubar, Samarinda, Kutai Kartanegara yang akan disusul oleh Kutim, Bontang dan Berau,” kata Sugeng.

Ketika pelaksanaan Pekan Olahraga Nasioanal tahun 2008 di Kalimantan Timur, Atlit paralayang dari Kalimantan Timur mendapatkan medali emas, “Satu-satunya di Luar Jawa dan mampu mengimbangi Jawa Tengah sebagai super powernya paralayang di Indonesia,” Kata Sugeng Bangga.
Ayah dari Muhammad Riski Dermawan (16) dan Permadi Chandra Buana (11) telah berkeliling Indonesia untuk mencoba terbang dengan paramotor.
Putra pertamanya Muhammad Riski Dermawan saat ini merupakan atlit paralayang Kalimantan Timur.

Di Tarakan selain di bandara, terbang dengan paramotor dapat dilakukan dari Pantai ataupun tempat-tempat yang lapang, “Saya pernah terbang dari islamic center kampung enam, di pantai amal juga bisa,” kata Susan panggilan akrab Sugeng.

Sugeng juga menawarkan pada Radar Tarakan untuk meliput pemecahan rekor MURI terbang dengan paralayang pada tanggal 9 bulan 9 tahun 2009 di Bali. “Sebanyak 99 orang akan terbang bareng di udara dengan paralayang,” kata Sugeng.

Dikatakan Sugeng bila warga kota Tarakan ataupun pengurus Federasi Aerosport Indonesia (FASI) Kota Tarakan berminat untuk mengadakan pelatihan paralayang, maka dia siap untuk membantu. “Demi untuk pengembangan olah raga paralayang, saya siap kapan pun,”. Kata Ketua Pengurus Provinsi Paralayang dan Gantole Kalimantan Timur itu.
“Dapat juga mengunjungi situs saya di http://supermanparaglidingschool.com,” pungkas Sugeng berpromosi.

Komentar :


ShoutMix chat widget
Add to Google
Halo.....
Terima Kasih Atas Kunjungannya,
Semoga Bermanfaat.